Dua Pejuang, Satu Cinta

Chapter 3 : Konsistensi dan Persahabatan

Matahari mulai naik, menghangatkan ruang latihan Taekwondo yang dipenuhi dengan semangat dan tekad. Aji melangkah masuk, rasa sakit di otot masih terasa, namun itu tidak menghentikan langkahnya. Kali ini, ia datang lebih awal untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Udara segar mengalir melalui jendela yang terbuka, membawa aroma pagi yang segar. Poster-poster atlet Taekwondo di dinding terlihat seolah menyemangatinya, 'Kamu bisa, Aji,' bisiknya dalam hati.

Pak Roni sudah ada di sana, seperti biasa. Pria bertubuh tegap itu tersenyum saat melihat Aji masuk. 'Selamat pagi, Aji. Siap untuk latihan hari ini?' tanyanya dengan nada hangat. Aji mengangguk mantap, 'Siap, Pak!' jawabnya penuh keyakinan. Hari ini, ia bertekad untuk melampaui batas dirinya.

Latihan dimulai dengan pemanasan. Aji mengikuti setiap gerakan dengan cermat, mencoba membuat tubuhnya rileks dan siap untuk latihan yang lebih intens. Saat tiba waktunya untuk melatih teknik dasar, Pak Roni memanggilnya untuk berdiri di hadapannya. 'Konsistensi itu penting, Aji. Kalau dasarnya kuat, semua gerakan berikutnya akan lebih mudah,' ujarnya sambil mendemonstrasikan tendangan lurus yang sempurna. Aji memperhatikan dengan seksama, mencoba meniru setiap gerakan. Kali ini, gerakannya sudah jauh lebih baik dari hari sebelumnya.

Ketika latihan berlanjut ke teknik serangan dan pertahanan, Aji dipasangkan dengan Rio, murid yang lebih berpengalaman. Rio memiliki gerakan yang lincah dan penuh kekuatan, membuat Aji harus terus waspada. 'Jangan takut, Aji. Fokus pada gerakanmu,' ujar Rio sambil memberikan tendangan cepat ke arahnya. Aji mencoba menghindar dan membalas dengan tendangannya sendiri. Kali ini, gerakannya lebih percaya diri dan tepat. Setiap kali ia berhasil menghindar atau melakukan tendangan yang benar, rasa percaya dirinya semakin tumbuh.

Setelah sesi latihan yang intens, Aji dan Rio duduk bersama untuk beristirahat. 'Kamu sudah jauh lebih baik, Aji,' puji Rio sambil menyeruput air mineralnya. Aji tersenyum, 'Terima kasih, Rio. Masih banyak yang harus aku pelajari.' Mereka mulai berbincang tentang berbagai hal, mulai dari latihan hingga kehidupan sehari-hari. Aji merasa bahwa ia telah menemukan bukan hanya seorang teman latihan, tetapi juga seorang sahabat.

Latihan fisik yang intens mengakhiri sesi hari itu. Aji harus melakukan serangkaian push-up, sit-up, dan lari di tempat. Keringat mengalir deras di wajahnya, namun semangatnya tidak surut. 'Ini adalah bagian dari perjuangan,' pikirnya. Ketika latihan berakhir, Aji berdiri tegak, napasnya berat namun matanya berbinar. Ia merasakan semangat baru yang membakar tekadnya. Pak Roni mendekatinya, 'Bagus, Aji. Kamu sudah menunjukkan kemajuan hari ini. Teruslah semangat seperti ini,' ujarnya dengan senyuman bangga.

Aji mengangguk, 'Terima kasih, Pak. Saya akan terus berusaha lebih keras lagi.' Malam itu, saat Aji berbaring di tempat tidurnya, ia merenungkan perjalanannya sejauh ini. Otot-ototnya masih terasa sakit, namun sakit itu adalah tanda bahwa ia telah melangkah lebih jauh. Ia mengepalkan tangan kecilnya, 'Ini baru awal. Aku akan terus melangkah lebih jauh.' Ia menutup matanya dengan keyakinan yang mendalam, siap menghadapi tantangan selanjutnya.

Hot Novel

Check Out Novel Terbaru

View All

Si Bodoh yang Jenius

Jojo, cowok pintar yang sombong, awalnya menertawakan Maria, siswi baru cantik keturunan Chinese yang bodoh dalam pelajaran. Namun setelah dipasangkan untuk belajar bersama, Jojo perlahan kagum dengan kerja keras Maria. Maria yang dulunya selalu gagal, kini semakin berkembang berkat bimbingan Jojo. Senyuman dan semangat Maria membuat hati Jojo goyah. Semakin lama, Maria tidak hanya belajar dengan baik, tapi juga menanjak pesat hingga membuat Jojo terancam. Dari hubungan guru–murid kecil-kecilan, hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan hangat yang penuh ketegangan batin karena persaingan.

read more

Lolongan Terakhir di Hutan Kelam

Di sebuah desa terpencil dekat hutan, serangkaian kematian brutal terjadi. Hewan ternak dan manusia ditemukan tewas dengan tubuh tercabik. Arman, seorang pemuda desa, mulai menemukan bahwa keluarganya terikat kutukan manusia serigala. Saat ayahnya berubah menjadi monster, rahasia kelam keluarga terkuak. Arman harus melawan bukan hanya ayahnya, tapi juga roh serigala purba yang berusaha mengambil alih tubuhnya. Dengan pisau bulan, ia berusaha menghentikan kutukan, namun setiap langkah justru menyeretnya semakin dalam ke dalam kegelapan.

read more

Sehabis Mencintai, Aku Belajar Melepaskan

Kisah Rania bermula dari cinta yang begitu dalam, namun meninggalkan luka yang menghancurkan. Ia berusaha bangkit di tengah kebingungan, dihadapkan pada pilihan antara Adi—cinta lama yang kembali meminta kesempatan—dan Damar, sahabat yang tulus namun diam-diam mencintainya. Di perjalanan, Rania menemukan bahwa hidup bukan hanya tentang bertahan pada kenangan, tapi juga berani membuka pintu baru. Apakah Rania akan memilih cinta yang pernah menyakitinya, atau cinta baru yang penuh ketenangan?

read more

Kucing

kucing menjadi harimau

read more

hello

berubah mentality kucing

read more

30 menit

Novel ini menceritakan pengandaian dari rani jika saja 30 menitnya lebih baik

read more

Primadona Mengejar Pecundang

Dita, primadona dan peringkat pertama SMA Permata Kasih, awalnya menganggap Zeno sebagai siswa bodoh tak berguna. Namun saat melihat keteguhan dan potensi tersembunyi Zeno, ia justru berbalik jatuh hati dan bertekad membimbingnya. Tak disangka, Zeno bukan hanya menyusulnya, tapi mengalahkannya—baik dalam pelajaran, maupun dalam permainan perasaan......

read more

Bukan Untuk Kita Bertiga

Rani, Dira, dan Aldo bersahabat sejak kuliah. Namun semuanya mulai berubah saat Rani diam-diam jatuh cinta pada Aldo, yang ternyata memiliki perasaan pada Dira. Dira, yang menyadari hal itu, mencoba menjauh demi menjaga persahabatan mereka, tapi justru menyebabkan konflik batin yang lebih besar. Kisah ini menggambarkan cinta yang tidak bisa dimiliki tanpa menghancurkan sesuatu yang lain.

read more

Bukan Gamon

Vira baru saja putus dari Hamdan dan merasa dunia runtuh. Ia gagal move on, hingga Hadnyan—teman mantan yang dikenal cuek dan introvert—tiba-tiba muncul dalam hidupnya. Sifat Hadnyan yang suka jahil tapi tidak pernah benar-benar hadir membuat Vira bimbang: nyaman, tapi terluka. Siklus hadir-menghilang Hadnyan membuat Vira kelelahan secara emosional, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Namun, Hadnyan yang selama ini diam mulai berubah. Perasaan mulai jujur disampaikan, luka mulai diobati.

read more