Aku, Kamu, dan Kebodohanku
Chapter 3 : Bab 3: Keheningan yang Berbicara
Udara di sekitar mereka terasa penuh dengan intensitas yang tak terungkapkan. Lila dan Adrian duduk di bangku kayu itu, tangan mereka masih saling menggenggam, tetapi percakapan mereka mandek. Bukan karena kekurangan kata-kata, tetapi karena kedalaman perasaan yang mereka alami membuat kata-kata terasa tidak cukup. Matahari sudah hampir benar-benar tenggelam, meninggalkan langit dalam bayangan oranye kemerahan yang memudar. Suasana malam yang tenang menyelimuti mereka, menambah kedalaman pada momen yang sedang mereka jalani.
Adrian memalingkan pandangannya ke Lila, matanya yang biru itu seperti mencoba menangkap setiap nuansa emosi di wajahnya. Lila merasakan tatapan itu seolah-olah ia menyentuh jiwanya langsung. Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi hatinya berdebar kencang, seperti drum yang bergema di telinganya. Ada sesuatu dalam keheningan ini yang membuat segalanya terasa lebih nyata, lebih mendalam daripada kata-kata yang bisa mereka ucapkan.
'Lila,' Adrian akhirnya berbicara, suaranya lembut namun penuh dengan intensitas yang membuat Lila menggigil. 'Aku merasa seperti ada begitu banyak hal yang ingin aku katakan, tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana.'
Lila tersenyum kecil, senyum yang sedikit gemetar tetapi penuh dengan pengertian. 'Aku tahu apa yang kau maksud,' dia membalas, suaranya hampir berbisik. 'Kadang-kadang, kata-kata justru mengalihkan dari apa yang benar-benar penting.'
Mereka saling memandang dalam keheningan, setiap detik yang berlalu seperti memperkuat ikatan yang sedang mereka bangun. Di antara mereka, ada pemahaman yang tak terucapkan, pengakuan bahwa apa yang mereka rasakan adalah sesuatu yang langka dan berharga. Lila merasa seperti setiap lapisan pertahanannya perlahan-lahan meleleh di bawah tatapan Adrian yang hangat dan penuh perhatian.
'Aku ingin mengenalmu lebih dalam,' Adrian akhirnya mengakui, suaranya tegas namun penuh kelembutan. 'Lebih dari sekadar percakapan di kafe atau jalan-jalan di taman ini. Aku ingin tahu semuanya tentangmu, Lila.'
Perkataannya seperti menyentuh bagian terdalam dari hati Lila. Dia merasa terbuka, rentan, tetapi juga merasa aman. Dia tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang besar, sesuatu yang bisa mengubah hidupnya. Tanpa ragu, dia mengangguk, matanya bersinar dengan keinginan yang sama.
'Aku juga,' Lila membalas, suaranya penuh dengan tekad. 'Aku ingin mengenalmu lebih dalam juga, Adrian.'
Mereka duduk dalam keheningan sekali lagi, namun kali ini keheningan itu penuh dengan janji dan harapan. Angin sepoi-sepoi membelai wajah mereka, dan Lila merasa seperti dunia di sekitarnya memudar, menyisakan hanya dia dan Adrian. Dalam keheningan itu, mereka menemukan jawaban yang tidak perlu diucapkan. Bab ini berakhir dengan keinginan yang kuat untuk mengenal satu sama lain lebih dalam, sebuah awal dari perjalanan yang penuh dengan kemungkinan.

Si Bodoh yang Jenius
Jojo, cowok pintar yang sombong, awalnya menertawakan Maria, siswi baru cantik keturunan Chinese yang bodoh dalam pelajaran. Namun setelah dipasangkan untuk belajar bersama, Jojo perlahan kagum dengan kerja keras Maria. Maria yang dulunya selalu gagal, kini semakin berkembang berkat bimbingan Jojo. Senyuman dan semangat Maria membuat hati Jojo goyah. Semakin lama, Maria tidak hanya belajar dengan baik, tapi juga menanjak pesat hingga membuat Jojo terancam. Dari hubungan guru–murid kecil-kecilan, hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan hangat yang penuh ketegangan batin karena persaingan.
read more
Lolongan Terakhir di Hutan Kelam
Di sebuah desa terpencil dekat hutan, serangkaian kematian brutal terjadi. Hewan ternak dan manusia ditemukan tewas dengan tubuh tercabik. Arman, seorang pemuda desa, mulai menemukan bahwa keluarganya terikat kutukan manusia serigala. Saat ayahnya berubah menjadi monster, rahasia kelam keluarga terkuak. Arman harus melawan bukan hanya ayahnya, tapi juga roh serigala purba yang berusaha mengambil alih tubuhnya. Dengan pisau bulan, ia berusaha menghentikan kutukan, namun setiap langkah justru menyeretnya semakin dalam ke dalam kegelapan.
read more
Sehabis Mencintai, Aku Belajar Melepaskan
Kisah Rania bermula dari cinta yang begitu dalam, namun meninggalkan luka yang menghancurkan. Ia berusaha bangkit di tengah kebingungan, dihadapkan pada pilihan antara Adi—cinta lama yang kembali meminta kesempatan—dan Damar, sahabat yang tulus namun diam-diam mencintainya. Di perjalanan, Rania menemukan bahwa hidup bukan hanya tentang bertahan pada kenangan, tapi juga berani membuka pintu baru. Apakah Rania akan memilih cinta yang pernah menyakitinya, atau cinta baru yang penuh ketenangan?
read more
Primadona Mengejar Pecundang
Dita, primadona dan peringkat pertama SMA Permata Kasih, awalnya menganggap Zeno sebagai siswa bodoh tak berguna. Namun saat melihat keteguhan dan potensi tersembunyi Zeno, ia justru berbalik jatuh hati dan bertekad membimbingnya. Tak disangka, Zeno bukan hanya menyusulnya, tapi mengalahkannya—baik dalam pelajaran, maupun dalam permainan perasaan......
read more
Bukan Untuk Kita Bertiga
Rani, Dira, dan Aldo bersahabat sejak kuliah. Namun semuanya mulai berubah saat Rani diam-diam jatuh cinta pada Aldo, yang ternyata memiliki perasaan pada Dira. Dira, yang menyadari hal itu, mencoba menjauh demi menjaga persahabatan mereka, tapi justru menyebabkan konflik batin yang lebih besar. Kisah ini menggambarkan cinta yang tidak bisa dimiliki tanpa menghancurkan sesuatu yang lain.
read more
Bukan Gamon
Vira baru saja putus dari Hamdan dan merasa dunia runtuh. Ia gagal move on, hingga Hadnyan—teman mantan yang dikenal cuek dan introvert—tiba-tiba muncul dalam hidupnya. Sifat Hadnyan yang suka jahil tapi tidak pernah benar-benar hadir membuat Vira bimbang: nyaman, tapi terluka. Siklus hadir-menghilang Hadnyan membuat Vira kelelahan secara emosional, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Namun, Hadnyan yang selama ini diam mulai berubah. Perasaan mulai jujur disampaikan, luka mulai diobati.
read more