Kenangan Dira
Chapter 5 : Jalan yang Salah
Hari-hari terus berlalu dengan kesulitan yang tak kunjung reda. Sang ayah, yang dulunya begitu bertanggung jawab dan penuh cinta, kini semakin terjerumus ke dalam lubang keputusasaan. Rasa tidak berdaya dan malu karena tidak mampu bekerja membuatnya mencari pelarian di tempat yang salah. Minuman keras dan perjudian menjadi teman sehari-harinya, memberikan pelarian sementara dari rasa sakit yang ia rasakan.
Setiap hari, ia menghabiskan waktu di sudut-sudut gelap kota, menghilangkan rasa frustasinya dengan minuman keras. Teman-teman baru yang ditemuinya di sana tidak memberikan pengaruh yang baik, malah semakin menjerumuskannya ke dalam kebiasaan buruk. Ia mulai berjudi, berharap bisa mendapatkan uang dengan cepat. Awalnya, ia berpikir ini adalah cara untuk tetap bisa memberikan nafkah bagi keluarganya, meskipun ia tahu dalam hati bahwa ini adalah jalan yang salah.
Seiring berjalannya waktu, kecanduan alkohol dan judi semakin memburuk. Sang ayah bahkan mencoba menjual minuman keras untuk mendapatkan uang, berpikir bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan. Setiap kali ia pulang dengan uang hasil jualan miras atau judi, ada rasa lega yang sementara, namun diikuti oleh rasa bersalah yang mendalam. Ia tahu bahwa ia telah mengkhianati nilai-nilai yang dulu ia pegang teguh, tetapi rasa putus asa telah mengaburkan penilaiannya.
Di rumah, Dira semakin tumbuh besar dan mulai menyadari perubahan yang terjadi pada ayahnya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ayahnya yang dulu penuh kasih dan perhatian, kini sering pulang dalam keadaan mabuk dan frustrasi. Dira yang masih kecil mungkin tidak sepenuhnya mengerti, tetapi ia tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Ia merasa sakit setiap kali melihat ayahnya seperti itu, dan ia merindukan sosok ayah yang dulu selalu ada untuknya.
Dira berusaha keras untuk tidak menunjukkan kesedihannya kepada ibunya. Ia tahu bahwa ibunya sudah cukup lelah dengan pekerjaan dan menjaga rumah. Oleh karena itu, Dira memilih untuk berfokus pada sekolahnya. Ia belajar dengan giat, berharap bisa meraih prestasi yang baik agar tidak menambah beban bagi orang tuanya. Setiap malam, ketika suara ayahnya yang mabuk terdengar di luar rumah, Dira menutup telinga dan matanya, berusaha mengabaikan kenyataan pahit itu dan fokus pada buku-bukunya.
Di sekolah, Dira menjadi anak yang pendiam namun cerdas. Gurunya sering memuji ketekunan dan kecerdasannya, tetapi mereka tidak tahu beban berat yang dipikulnya di rumah. Dira menemukan pelarian dalam belajar, mengisi pikirannya dengan pelajaran dan impian tentang masa depan yang lebih baik. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengubah nasibnya adalah dengan bekerja keras dan meraih pendidikan yang baik.
Namun, di dalam hatinya, Dira merasakan kesepian yang mendalam. Ia merindukan ayahnya yang dulu, dan ia merasa tidak berdaya untuk mengubah keadaan. Setiap kali melihat ayahnya terjerumus lebih dalam ke dalam kebiasaan buruk, hatinya hancur. Ia hanya bisa berharap bahwa suatu hari ayahnya akan sadar dan kembali seperti dulu.
Suatu malam, setelah ibunya pulang dari kerja dan Dira sudah menyelesaikan semua tugas sekolahnya, mereka duduk bersama di ruang tamu. Ibu Dira, dengan mata yang penuh kelelahan, menggenggam tangan Dira dan berkata, "Kita harus kuat, sayang. Ayahmu sedang mengalami masa sulit, tetapi kita harus tetap mendukungnya. Kita akan melalui ini bersama."
Dira mengangguk, meskipun hatinya penuh dengan kekhawatiran. Ia bertekad untuk tetap menjadi anak yang baik dan belajar dengan giat. Ia tahu bahwa ini adalah caranya untuk membantu keluarganya, meskipun hanya sedikit. Di dalam hatinya, ia menyimpan harapan bahwa suatu hari ayahnya akan berubah dan mereka bisa kembali menjadi keluarga yang bahagia.
Di luar, malam semakin larut, dan suara jangkrik mengisi keheningan. Di dalam rumah yang penuh dengan tantangan dan kesulitan, Dira menemukan kekuatan dalam cintanya kepada keluarganya. Ia tahu bahwa jalan di depan masih panjang dan berliku, tetapi dengan cinta dan ketekunan, ia yakin bahwa mereka akan bisa melewati semua rintangan. Dira berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan terus berjuang, untuk masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya.

Now You’re My Favorite Hello
Aisha, siswi baru di SMA, terjebak dalam dinamika hati antara Rian—sahabat sekaligus cinta pertamanya—dan sang kakak kelas misterius yang selalu menyapanya dengan hangat. Saat proyek, lomba, dan momen-momen tak terduga mempererat mereka, pilihan sulit menanti di akhir. Di malam purnama terakhir sebelum keputusan terungkap, hati Aisha bergetar: akankah ia memilih kenyamanan bersama Rian, atau keberanian merespons sapaan hangat sang kakak kelas? perjalanan mereka berujung pada satu momen yang menentukan segalanya…
read more
Menara Seratus.
Di tengah dunia yang diliputi kabut dan keputusasaan, berdiri sebuah menara raksasa yang menjulang hingga menembus awan: Menara Seratus. Tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya, atau apa yang tersembunyi di lantai teratasnya. Tapi legenda mengatakan, siapa pun yang berhasil mencapai lantai ke-100 akan diberikan satu hal — apa pun yang paling diinginkan hatinya. Ratusan petarung, penyihir, pemburu, dan bahkan bangsawan telah mencoba mendaki menara itu. Sebagian kembali gila. Sebagian menghilang. Dan sebagian... menjadi legenda.
read more
Perjalanan Sunyi Goblin: Dari Level-1 Jadi Bos Rahasia
Siapa sangka sesosok goblin yang dikira bodoh itu sejatinya menarik benang merah sistem dunia, melesat mengumpulkan EXP dari balik bayangan, hingga akhirnya segala bug dan cheat yang ia tanam malah membuatnya menjadi sosok yang paling ditakuti—bukan sebagai pahlawan, tetapi sebagai bos rahasia yang tak pernah terlihat oleh pemain lain
read more
Langit dan Luka: Kisah Cinta Dua Dunia
Seorang gadis SMA pintar dan cowok nakal yang tampak tolol—dua dunia yang bertolak belakang. Namun di balik kenakalan si cowok tersembunyi masa lalu kelam dan kejeniusannya yang hilang karena tragedi keluarga. Perjalanan mereka dari benci menjadi cinta penuh dengan konflik, perubahan, dan pengungkapan masa lalu yang mengguncang. Saat keduanya bersatu, mereka tidak hanya menyembuhkan diri sendiri, tapi juga membawa perubahan besar bagi dunia pendidikan.
read more
Kamar 404: Hotel Terlarang
Traveler menyangka hanya ingin bermalam di hotel tua, namun kamar 404 menyimpan rahasia kelam. Setiap malam, ia terperangkap dalam mimpi membunuh—seolah jiwa-jiwa pembunuh berantai yang terperangkap di kamar itu merebut kendali tubuhnya. Seiring malam demi malam berlalu, kekuatan gelap makin mencengkram, dan batas antara mimpi dan kenyataan memudar. Akankah ia berhasil menahan setan-setan ini, atau tubuhnya akan sepenuhnya menjadi milik mereka?
read more
Boneka Penukar Jiwa
Seorang anak menemukan boneka kayu kuno di rumah neneknya yang ternyata berisi roh penjaga kuno era kerajaan, yang melindungi pemiliknya dengan menukar jiwa orang terdekat. Seiring ritual demi ritual gagal dan boneka retak-pecah, seluruh keluarganya satu per satu terancam kehilangan jiwa—hingga akhirnya boneka hancur total pada malam purnama. Namun ketika semua jiwa dikembalikan, tersisa satu kehampaan: siapa yang benar-benar hilang, dan kalau roh kuno kembali bangkit, apakah masa depan mereka masih bisa diselamatkan…?
read more
Asmara Sekolah: Pandangan Pertama yang Mengubah Segalanya
Rangga, siswa baru yang ceria, langsung terpikat pada Ayla, gadis misterius nan pendiam di pojok kelas. Meski Ayla sering bersikap cuek dan jaim, Rangga tak pernah menyerah. Dari sapaan gugup di kantin, catatan hati yang terselip di loker, hingga petualangan kecil di festival buku dan pantai, mereka perlahan membuka hati satu sama lain. Namun, rintangan datang: keraguan Ayla, tekanan ujian nasional, hingga desas-desus teman sekelas. Akankah cinta tulus Rangga menembus dinding malu Ayla dan membawa mereka ke kisah manis abadi?
read more
Taman Bayangan: Lorong Terakhir
Empat sahabat SMA—Dika, Sari, Rian, dan Maya—menjadikan taman bermain tua sebagai tempat bercanda usai sekolah. Tawa mereka terhenti saat lampu taman berkedip misterius, bisikan tak kasat mata memanggil nama mereka, dan bayangan mengerikan mulai mengintai. Satu per satu mereka hilang terseret kegelapan, meninggalkan Maya terpaksa menelusuri lorong-lorong rahasia di bawah taman. Ia menemukan ritual kuno, arwah terperangkap, dan cincin misterius yang memegang kunci pembebasan—namun juga mengundang kengerian lebih besar. Saat ia berjuang meloloskan diri, rumahnya justru berubah arena pertemuan arwah sahabatnya. Dalam kepanikan dan kesedihan, bisikan di telepon dan sosok di jendela menandakan: permainan belum usai. Apa yang akan terjadi saat Maya menatap lorong terakhir yang terbuka di ambang kenyataan dan mimpi buruk?
read more