Nanti Juga Sembuh Sendiri
Chapter 3 : Diam-diam Menyukai
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Arya semakin merasa sulit untuk menyembunyikan perasaannya terhadap Asha. Setiap kali mereka bertemu di sekolah, hatinya berdegup kencang seperti drum yang tak henti dipukul. Asha, dengan senyumnya yang hangat dan tawa yang menular, telah menjadi pusat dunia Arya tanpa dia sadari.
Setiap kali mereka menghabiskan waktu bersama, Arya selalu berusaha untuk tampil sempurna di depan Asha. Dia akan berpakaian lebih rapi, mencoba berbicara lebih banyak, dan bahkan mempelajari hal-hal yang disukai Asha hanya untuk bisa berbicara dengannya lebih lama. Namun, setiap kali mereka berdua, perasaan Arya yang semakin dalam membuatnya gugup. Dia takut Asha akan melihat melalui topengnya dan mengetahui perasaan sejatinya.
Suatu sore, setelah sekolah, mereka berdua duduk di taman sekolah sambil menikmati secangkir teh hangat. Matahari sore yang hangat menerpa wajah mereka, dan angin sepoi-sepoi membuat suasana terasa sempurna. Arya mencuri pandang ke arah Asha, yang sedang menikmati tehnya dengan tenang. Dia mencoba untuk mengumpulkan keberanian untuk mengatakan sesuatu, tetapi kata-kata itu selalu terjebak di tenggorokannya.
'Arya, kamu baik-baik saja?' tanya Asha dengan suara lembut, membuat Arya tersentak dari lamunannya.
'Ya, aku baik-baik saja,' jawab Arya dengan cepat, mencoba untuk tersenyum. 'Hanya saja, hari ini agak melelahkan.'
Asha mengangguk, dan mereka kembali terdiam. Arya memandang ke arah jauh, mencoba untuk mengumpulkan pikirannya. Dia tahu bahwa suatu hari nanti, dia harus mengungkapkan perasaannya pada Asha. Tapi untuk sekarang, dia hanya ingin menikmati momen ini, di mana mereka berdua masih bisa bersama sebagai teman.
Namun, di dalam hatinya, Arya berharap bahwa suatu saat nanti, persahabatan mereka akan berkembang menjadi sesuatu yang lebih. Dia berharap bahwa suatu hari, Asha akan melihatnya bukan hanya sebagai teman, tetapi sebagai seseorang yang bisa mencintainya sepenuh hati.
Si Bodoh yang Jenius
Jojo, cowok pintar yang sombong, awalnya menertawakan Maria, siswi baru cantik keturunan Chinese yang bodoh dalam pelajaran. Namun setelah dipasangkan untuk belajar bersama, Jojo perlahan kagum dengan kerja keras Maria. Maria yang dulunya selalu gagal, kini semakin berkembang berkat bimbingan Jojo. Senyuman dan semangat Maria membuat hati Jojo goyah. Semakin lama, Maria tidak hanya belajar dengan baik, tapi juga menanjak pesat hingga membuat Jojo terancam. Dari hubungan guru–murid kecil-kecilan, hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan hangat yang penuh ketegangan batin karena persaingan.
read more
Lolongan Terakhir di Hutan Kelam
Di sebuah desa terpencil dekat hutan, serangkaian kematian brutal terjadi. Hewan ternak dan manusia ditemukan tewas dengan tubuh tercabik. Arman, seorang pemuda desa, mulai menemukan bahwa keluarganya terikat kutukan manusia serigala. Saat ayahnya berubah menjadi monster, rahasia kelam keluarga terkuak. Arman harus melawan bukan hanya ayahnya, tapi juga roh serigala purba yang berusaha mengambil alih tubuhnya. Dengan pisau bulan, ia berusaha menghentikan kutukan, namun setiap langkah justru menyeretnya semakin dalam ke dalam kegelapan.
read more
Sehabis Mencintai, Aku Belajar Melepaskan
Kisah Rania bermula dari cinta yang begitu dalam, namun meninggalkan luka yang menghancurkan. Ia berusaha bangkit di tengah kebingungan, dihadapkan pada pilihan antara Adi—cinta lama yang kembali meminta kesempatan—dan Damar, sahabat yang tulus namun diam-diam mencintainya. Di perjalanan, Rania menemukan bahwa hidup bukan hanya tentang bertahan pada kenangan, tapi juga berani membuka pintu baru. Apakah Rania akan memilih cinta yang pernah menyakitinya, atau cinta baru yang penuh ketenangan?
read more
Primadona Mengejar Pecundang
Dita, primadona dan peringkat pertama SMA Permata Kasih, awalnya menganggap Zeno sebagai siswa bodoh tak berguna. Namun saat melihat keteguhan dan potensi tersembunyi Zeno, ia justru berbalik jatuh hati dan bertekad membimbingnya. Tak disangka, Zeno bukan hanya menyusulnya, tapi mengalahkannya—baik dalam pelajaran, maupun dalam permainan perasaan......
read more